Sumber ekon.go.id

KTT IMT-GT ke-12: Kerjasama Fokus Kembangkan Konektivitas, Ekonomi Inklusif yang Berkelanjutan, Serta Industri Halal

24 Jun 2019 00:33

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

REPUBLIK INDONESIA

SIARAN PERS
No. HM.4.6/65/SET.M.EKON.2.3/06/2019

KTT IMT-GT ke-12: Kerjasama Fokus Kembangkan Konektivitas, Ekonomi Inklusif yang Berkelanjutan, Serta Industri Halal

Bangkok, 23 Juni 2019

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle (IMT-GT) ke-12 yang dilaksanakan Minggu, 23 Juni 2019 di Bangkok, Thailand.  

Di awal sambutannya, Presiden Jokowi menyampaikan dalam usianya yang ke-26, kerja sama IMT-GT dapat dikatakan sebagai kerja sama segi tiga emas meliputi 83 juta penduduk di tiga negara, 14 provinsi di Thailand, 8 negara bagian di Malaysia, dan 10 provisi di Indonesia. 

"Kerja sama IMT-GT telah banyak berkontribusi dalam membangun perekonomian sub-kawasan, termasuk meningkatkan daya saing di daerah-daerah, meningkatkan konektivitas, serta meningkatkan nilai perdagangan, pariwisata, dan investasi," kata Presiden Jokowi.

“Sebagai bagian dari kawasan regional ASEAN, kerja sama IMT-GT harus memajukan dan meningkatkan sinergi antara IMT-GT Vision 2036 dengan Visi ASEAN 2025, termasuk Master Plan on ASEAN Connectivity” lanjut Presiden Jokowi.

Tantangan ke depan bagi IMT-GT menurut Presiden Jokowi, tidak saja bagaimana mempertahankan capaian selama ini, namun juga memastikan agar pembangunan dapat dilakukan lebih sustainable dan tidak menghamburkan sumber daya.

"Selain itu dalam dinamika perekonomian global dan kawasan yang penuh dengan ketidakpastian, penting bagi kerja sama IMT-GT untuk terus meningkatkan sinergi dan kordinasi dalam kerja samanya," ujarnya.

Presiden Jokowi kemudian menyampaikan tiga hal yang menjadi pandangan nasional Indonesia dalam kerja sama tiga negara itu. Pertama, pengembangan dan penyelesaian proyek-proyek konektivitas fisik, sejalan dengan salah satu fokus implementasi IMT-GT Vision 2036.

"Indonesia sendiri berkomitmen kuat untuk selesaikan berbagai proyek infrastruktur konektivitas di Sumatera seperti jalan tol Trans Sumatera, jalur kereta api, dan pelabuhan, serta jalur pelayaran antara Dumai-Malaka untuk peningkatan perdagangan lintas batas antara Indonesia dan Malaysia," ungkapnya.

Pengembangan konektivitas fisik, menurut Presiden Jokowi, juga diperlukan dalam mendorong pengembangan bidang pariwisata di kawasan IMT-GT. Salah satu potensi besar yang ada adalah untuk marine tourism yang meliputi pariwisata cruise dan yacht serta pengembangan sumber daya manusia pelaku usaha sektor pariwisata.

Kedua, pentingnya pertumbuhan ekonomi di kawasan IMT-GT bersifat berkelanjutan dan inklusif. Dalam hal ini, Presiden menilai sektor pertanian memiliki peran penting dalam berkontribusi kepada pembangunan berkelanjutan dan inklusif di sub-kawasan ini.

"Komoditas seperti karet dan kelapa sawit memiliki multiplier efek besar terhadap perekonomian masyarakat IMT-GT. Untuk itu, kita perlu untuk terus tingkatkan kerja sama konkret dalam memajukan industri karet dan kelapa sawit," ujarnya.

Ketiga, Presiden Jokowi berpandangan perlu dimanfaatkan keunggulan dan potensi masyarakat di sub-kawasan di sektor industri halal. Kerja sama IMT-GT perlu mendorong penguatan kerja sama sektor-sektor usaha UKM halal yang berorientasi ekspor maupun halal start-up.

"Dalam kaitan ini, Indonesia bermaksud menyelenggarakan Halal Summit 2020 pada bulan Oktober 2020. Indonesia mengharapkan Halal Summit membuka peluang industri halal di kawasan kita," tandasnya.

 

Laporan Tahunan IMT-GT Oleh Menko Perekonomian Selaku Signing Minister 

Dalam kesempatan ini, Menko Perekonomian Darmin Nasution menyampaikan laporan perkembangan kerja sama IMT-GT selama setahun terakhir mewakili menteri IMT-GT lainnya.  “Ekonomi kerja sama IMT-GT bertumbuh cukup besar yaitu 4,6% dan PDB per kapita juga tumbuh dari 12.824 USD pada 2013 menjadi 15.134 USD pada tahun 2017” papar Menko Darmin di awal laporannya. 

Lebih lanjut, Menko Darmin menyampaikan berbagai perkembangan positif dalam mendukung pencapaian Visi IMT-G 2036 seperti infrastruktur yang mendukung konektivitas. Proyek yang sudah diselesaikan antara lain sejumlah ruas jalan tol, Light Rail Transit (LRT) Palembang, Pelabuhan Kuala Tanjung, dan berbagai infrastruktur lainnya.  

“Ke depan, kita akan fokus pada pembangunan dengan pendekatan konsep koridor ekonomi yang melibatkan seluruh wilayah” lanjut Darmin.

Untuk mewujudkan pertumbuhan yang inklusif di kawasan IMT-GT, diusulkan pengembangan dan penyelesaian proyek-proyek konektivitas termasuk yang ada di dalam PCPs.  Terkait hal ini, secara khusus Indonesia mendorong untuk operasionalisasi Dumai-Malaka.  Namun demikian, semakin terhubungnya perbatasan juga mengharuskan kita bersama-sama meningkatkan pengawasan perbatasan, guna mencegah perdagangan ilegal dan tindak kriminal yang dapat mengganggu stabilitas di perbatasan. (BPMI/C-IMT/EKON).

***

Kepala Bagian Hubungan Masyarakat, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian
Hermin Esti Setyowati

Website: www.ekon.go.id
Twitter & Instagram: @perekonomianRI       
Email: humas@ekon.go.id


Bagikan di | Cetak | Unduh