Sumber ekon.go.id

Komoditas Gambir Indonesia Unggul di Mancanegara

25 Jun 2021 18:27

Memasuki triwulan 1 tahun 2021, sektor Pertanian masih tetap tangguh dalam menghadapi masa pandemi Covid-19 dengan tetap tumbuh sebesar 2,95% (yoy). Pemerintah terus mendorong ekspor komoditas potensial unggulan daerah yang diminati mancanegara, salah satunya yakni komoditas gambir.

Indonesia merupakan pemasok 80% komoditas gambir di pasar dunia. Permintaan gambir dari India sebagai negara tujuan utama ekspor gambir juga terus meningkat hingga mencapai 13-14 ribu ton per tahun. Selain India, pasar ekspor gambir Indonesia meliputi negara Jepang, Pakistan, Filipina, Bangladesh, serta Malaysia.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang diwakili Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian Musdhalifah Machmud, hadir dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang bertajuk “Revitalisasi Usaha Tani Gambir Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Petani Dan Konservasi Lahan” yang diadakan oleh Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat di Padang, Rabu (23/06).

Musdhalifah menuturkan bahwa Sumatera Barat (Sumbar) mampu memasok 80 - 90% dari total produksi gambir nasional dan 90% produksi gambir di Sumbar berasal dari Kabupaten Lima Puluh Kota. Komoditas Gambir menjadi salah satu komoditas unggulan di Sumbar karena banyak petani yang menggantungkan hidupnya dari budidaya ini. Kuantitas dan nilai ekspor gambir Sumatera Barat cenderung meningkat sehingga Sumbar diposisikan sebagai barometer gambir nasional.

Komoditas gambir memiliki beragam manfaat dan diversifikasi olahan produk mulai dari bahan campuran industri makanan dan minuman, bahan baku industri kesehatan dan farmasi, bahan baku industri kosmetik anti aging dan antioksidan serta campuran kunyahan sirih.

Musdhalifah berpesan agar ekspor komoditas gambir diarahkan pada hilirisasi produk sehingga mampu meningkatkan nilai tambah. Hal ini sejalan dengan progam Pemerintah dalam rangka perbaikan iklim investasi yang lebih kompetitif melalui UU Cipta Kerja yang mendukung kemudahan berusaha sehingga pada muaranya nanti memberikan kontribusi pendapatan lebih tinggi bagi negara maupun imbal balik yang menarik bagi investor.

FGD tersebut ditutup dengan penandatanganan Memorandum Of Understanding (MoU) antara Kemenko Perekonomian, Pemprov Sumbar, Pemda, para stakeholder, peneliti dan kelompok tani terkait komitmen dari masing-masing pihak dalam upaya revitalisasi usaha tani gambir agar lebih berdaya saing serta mampu meningkatkan kesejahteraan petani.

Dalam kegiatan tersebut juga dilakukan kunjungan lapangan untuk berdialog langsung dengan petani gambir di Kecamatan Mungka serta melihat tempat proses pengolahan gambir dari hulu kehilir (rumah kampo). Permasalahan dalam pengembangan gambir adalah fluktuasi harga, teknologi pengolahan gambir yang masih sederhana serta sulitnya mencari tenaga kerja pengolah gambir.

Dalam kesempatan itu, Musdhalifah berpesan agar industrialisasi gambir bisa meningkatkan nilai tambah sehingga mampu menciptakan multiplier effects pada perekonomian daerah.

Sebagai informasi, FGD yang diselenggarakan oleh Universitas Muhammadiyah Sumbar ini selain bertujuan untuk mengangkat komoditas gambir, juga untuk mind mapping dari para stakeholder dalam mencari solusi bersama terkait dengan budidaya, pasca panen, proses pengolahan serta pemasaran dalam pengembangan komoditi gambir sehingga dapat dirumuskan rekomendasi kebijakan yang tepat dimasa yang akan datang.

Turut hadir dalam FGD ini Rektor UMSB Riki Saputra, Bupati Lima Puluh Kota Safaruddin, Perwakilan Kadin Sumbar, Organisasi Perangkat Daerah terkait, Peneliti Balai Riset dan Standarisasi Industri Padang, pengusaha gambir lokal, dan calon investor gambir. (dep2/ag/fsr/hls)


Bagikan di | Cetak | Unduh