Proyek Jambaran Tiung Biru Bojonegoro segera On-Stream Akhir Tahun Ini
14 Jun 2021 09:20Pengembangan Lapangan Unitisasi Gas Jambaran – Tiung Biru (JTB) merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) dalam Perpres Nomor 109 tahun 2020 tentang Percepatan Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional yang diharapkan akan menjadi salah satu calon penghasil gas terbesar di Indonesia dengan perkiraan rampung sesuai jadwal pada Q4 2021. Produksi gas JTB akan mencapai 192 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD) yang 100 MMSCFD nys telah dipersiapkan untuk memenuhi kebutuhan gas pembangkit listrik PT PLN.
Deputi Bidang Pengembangan Usaha BUMN, Riset dan Inovasi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Montty Girianna yang diwakili oleh Asisten Deputi Migas, Pertambangan dan Petrokimia Andi Novianto mengatakan Proyek ini secara ekonomi akan memberi manfaat yang besar, khususnya di Provinsi Jawa Timur. Ini dikarenakan alokasi gas JTB nantinya akan menyuplai kebutuhan listrik, industri terutama pupuk, serta industri lainnya seperti keramik dan petrokimia.
“Proyek JTB sebagai PSN dengan CAPEX mencapai USD 1,5 miliar ini akan memberikan ketersediaan gas di Pulau Jawa yang sangat besar sehingga dapat meningkatkan peningkatan perekonomian baik secara regional maupun nasional, terutama terhadap masyarakat dan dunia usaha,” kata Andi ketika melakukan kunjungan kerja ke JTB di Desa Bandungrejo, Ngasem, Bojonegoro, Jawa Timur, Jumat (11/6), didampingi Direktur Utama PT Pertamina EP Cepu (PEPC) dan perwakilan SKK Migas.
Saat ini realisasi JTB secara total telah mencapai 92,53% dengan sebagian kegiatan telah mencapai target 100%. Proyek JTB juga menghadapi beberapa tantangan di masa pandemi yang telah berjalan lebih dari setahun ini. Namun demikian Tim PEPC telah menguatkan barisan agar proyek JTB dapat segera On-Stream akhir tahun ini untuk dapat mewujudkan pemenuhan kebutuhan energi nasional.
Selain membahas tentang progress dan kesiapan fasilitas proyek JTB dalam memproduksi gas dari lapangan Unitisasi Gas Jambaran-Tiung Biru, dalam kunjungan tersebut Andi juga meninjau kesiapan fasilitas Pipa Gas Gresik-Semarang (GreSem) bersama Manager Operation East Java Area (OEJA) PT Pertamina Gas (Pertagas) di Gresik pada tanggal 12 Juni 2021. Pipa Gas GreSem merupakan pipa yang dibangun oleh Pertagas sepanjang 272 km dengan diameter 28'' dan bersifat open access dengan kapasitas alir 400 MMSCFD.
“Pipa gas ini mendukung fleksibilitas gas sebagai bahan bakar pembangkit listrik yang terkoneksi di Pulau Jawa serta sebagai penghubung infrastruktur gas dari barat ke timur Pulau Jawa sehingga menjadi “energy hub” bagi sektor industri sehingga dapat mengakselerasi pertumbuhan ekonomi di Jawa dan mendistribusikan gas secara merata,” tutur Andi.
Rata-rata transportasi gas Pipa GreSem pada tahun 2020 mencapai 268,48 MMSCFD dengan industri pupuk sebagai pengguna terbesar (44%), diikuti pembangkit listrik (26%), dan industri lainnya serta jaringan gas untuk konsumen rumah tangga. Pipa-pipa GreSem dengan nilai CAPEX USD 271,5 juta yang telah selesai dibangun seluruhnya mempunyai sumber gas utama dari JTB, Blok Cepu, Alas Tua, dan West Alas Tua. PT Pertagas menyatakan telah siap untuk segera menyalurkan gas dari JTB.
“Pasokan gas dari JTB diharapkan segera dapat dimanfaatkan oleh sektor industri yang ada di daerah Jawa Timur dan Jawa Tengah. Namun demikian, diharapkan semua perizinan terkait pengangkutan gas dapat diterima sebelum gas dari lapangan JTB dialirkan ke Pipa Semarang Gresik,” pungkas Andi. (dep3/ltg/fsr/hls)