Tingkat inflasi di Indonesia, termasuk wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua (Sulampua) masih sangat dipengaruhi oleh komponen harga bergejolak (volatile food) sehingga pengendalian inflasi pangan menjadi fokus utama. Namun, pengendalian inflasi pangan mempunyai sejumlah tantangan, seperti produktivitas rendah, dinamika cuaca ekstrim, rendahnya akses pembiayaan petani dan nelayan, serta tingginya disparitas harga antardaerah akibat tingginya biaya distribusi dan keterbatasan akses logistik.
Sering disebut sebagai “industry of industries”, sektor kimia hulu juga merupakan salah satu jantung dari industrialisasi modern serta memiliki multiplier effect ke banyak sektor ekonomi lainnya. Tidak kurang dari 6.000 jenis produk hilir dari berbagai sektor industri di Indonesia bergantung pada pasokan industri petrokimia dasar seperti sektor otomotif, pupuk, farmasi, elektronik, hingga sektor tekstil dan serat sintetis.
Dalam upaya memperkuat efektivitas implementasi kebijakan ekonomi nasional, Pemerintah menekankan pentingnya sinkronisasi komunikasi publik antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Keselarasan pesan dan narasi kebijakan di seluruh tingkatan menjadi kunci agar arah kebijakan ekonomi dapat dipahami dan diterjemahkan dengan tepat, serta dijalankan secara konsisten.
Perekonomian Indonesia kembali menunjukkan ketahanan dan daya saing yang kuat di tengah ketidakpastian global. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada Triwulan III 2025 tumbuh sebesar 5,04% (yoy), tetap berada pada jalur untuk mencapai target pertumbuhan tahunan 5,2%.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian menggelar Kick-Off Implementasi Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2025 tentang Layanan Digital Terpadu pada Komoditas Mineral dan Batubara (SIMBARA) di Jakarta, Rabu (29/10). Pelaksanaan Perpres Nomor 94 Tahun 2025 merupakan tonggak penting dalam memperkuat tata kelola dan optimalisasi penerimaan negara dari sektor mineral dan batubara (minerba) secara terintegrasi, transparan,dan akuntabel lintas sektor.
Perekonomian global hingga saat ini masih dihadapkan pada berbagai ketidakpastian yang telah mempengaruhi arus perdagangan, rantai pasok, hingga pola investasi di seluruh dunia. Meski menghadapi tantangan tersebut, perekonomian nasional tetap menunjukkan ketahanan yang kuat, dengan pertumbuhan yang konsisten di atas 5%, tingkat inflasi yang terkendali, serta keseimbangan eksternal yang terus mencatatkan surplus. Dalam kondisi tersebut, memperkuat kerja sama dengan mitra strategis seperti Uni Eropa menjadi salah satu upaya penting yang terus dilakukan Pemerintah, yakni melalui the Indonesia–EU Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).